Selasa, 20 Desember 2016

manajemen piutang



Kelompok 6    : Putri ayu zamaniyah (14403282)
  Yulia dwi puntiani (144032)
  Andriyanti agustina (14403360)
Manajemen V (lima) B pagi

BAB 6       MANAJEMEN PIUTANG DAN PERSEDIAAN

Piutang dan persediaan merupakan komponen modal kerja yang terkait langsung dengan kegiatan operasi perusahaan. Piutang timbul jika perusahaan menjual barang secara kredit. Kebijakan penjualan secara kredit dilakukan perusahaan dengan maksud untuk meningkatkan penjualan. Peningkatan penjualan perlu didukung dengan peningkatan jumlah persediaan. Peningkatan investasi pada piutang dan persediaan di satu pihak diharapkan meningkatkan penjualan dan laba, namun di pihak lain hal ini akan mengakibatkan peningkatan biaya yang timbul terkait dengan piutang dan persediaan.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan:
·         Alasan mengapa perusahaan menjual barang secara kredit
·         Kebijakan penjualan secara kredit
·         Syarat penjualan secara kredit
·         Analisis kebijakan kredit
·         Kebijakan pengumpulan piutang
·         Manajemen persediaan dan biaya yang relevan dalam manajemen persediaan
·         Model economic order quantity dalam menentukan persediaan yang optimal
KREDIT DAN PIUTANG
Ketika perusahaan menjual barang atau jasa, perusahaan dapat melakukannya, secara tunai atau kredit. Jika penjualan dilakukan secara tunai, maka pada saat dilakukan penjualan perusahaan juga menerima kas, sebaliknya jika penjualan dilakukan secara kredit, maka perusahaan baru menerima kas beberapa waktu kemudian setelah dilakukan penjualan, sesuai dengan jangka waktu kredit yang disepakati. Dengan demikian penjualan secara kredit akan menimbulkan adanya piutang. Piutang yang dimaksud dalam hal ini adalah piutang dagang.
       Ada beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan penjualan secara kredit, yaitu: untuk meningkatkan penjualan, perusahaan memiliki kapasitas produksi yang menganggur, dan karena alasan persaingan. Penjualan secara kredit menimbulkan biaya dan manfaat bagi perusahaan. Biaya yang timbul akibat dari penjualan kredit ada yang bersifat langsung seperti biaya penagihan piutang dan biaya tidak langsung berupa opportunity cost dari dana yang terkait dalam piutang, serta adanya kerugian akibat adanya piutang yang tidak tertagih. Sementara itu manfaat yang diperoleh perusahaan dari penjualan secara kredit adalah berupa peningkatan volume penjualan yang selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya peningkatan laba.
Komponen kebijakan kredit
Jika perusahaan memutuskan untuk memberikan kredit kepada pelanggannya, mak perusahaan harus menentukan prosedur untuk memperoleh kredit dan pelunasannya, yang dituangkan dalam kebijakan kredit, yang meliputi:
a.      syarat penjualan
syarat penjualan menentukan bagaimana perusahaan menjual barang atau jasanya,                                                              apakah dilakukan secara tunai atau kredit. Jika dilakukan secara kredit, maka syarat        penjualan harus menentukan secar spesifik mengenai jangka waktu kredit, potongan tunai dan periode potongan, serta jenis kredit.
b.      Analisis kredit
Dalam pemberian kredit, perusahaan menentukan berapa banyak upaya yang dilakukan untuk dapat membedakan antara pelanggan yang akan membayar dan pelanggan yang tidak membayar. Aspek yang dianalisis biasanya didasarkan pada five C’s of credit, yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition.

c.       Kebijakan penagihan piutang
Setelah kredit diberikan, perusahaan mempunyai masalah yang potensial dalam pengumpulan kas, untuk itu perusahaan harus menentukan kebijakan penagihan piutang.
Investasi dalam piutang
Investasi dalam piutang bagi suatu perusahaan tergantung pada jumlah penjualan kredit dan rata-rata periode pengumpulan piutang (average collection period atau ACP). Sebagai contoh, jika ACP perusahaan adalah 30 hari, dan penjualan secara kredit Rp 1.000.000 per hari, maka piutang perusahaan adalah: 30 x account receivable = average daily sales x ACP
SYARAT PENJUALAN SECARA KREDIT
Sebagaimana telah dikemukakan syarat penjualan mencakup tiga unsur yang berbeda, yaitu: jangka waktu kredit, potongan tunai dan periode potongan, serta jenis kredit. Dalam satu industri, syarat penjualan biasanya standar, tetapi syarat penjualan dapat sangat berbeda antar industri yang berbeda.
       Sebagai contoh, syarat penjualan adalah: 2/10, net 60. Hal ini berarti pelanggan mempunyai jangka waktu 60 hari sejak tanggal transaksi dilakukan untuk melunasi semua utangnya, akan tetapi jika pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari, maka pelanggan dapat potongan tunai sebesar 2% . misalkan pelanggan membeli barang senilai Rp 1.000.000, dan angap syarat penjualan 2/10, net 60. Pelangan mempunyai pilihan untuk membayar dalam 10 hari sebesar: Rp 1.000.000 x (1- 0,02) = Rp 980.000 atau membayar Rp 1.000.000 dalam waktu 60 hari.
Jangka waktu kredit
Jangka waktu kredit adalah lamanya waktu saat penjualan dilakukan sampai dengan pelanggan harus melunasi semua utangnya. Jangka waktu kredit sangat bervariasi antar industri, tetapi biasanya antara 30 hari sampai dengan 120 hari. Tanggal nota (invoice) merupakan awal periode kredit, biasanya merupakan tanggal saat barang dikirim bukan merupakan tanggal saat barang diterima pembeli.
       Seasonal dating, kadang-kadang dipakai untuk mendorong penjualan barang-barang musiman ketika tidak musimnya. Dalam hal ini barang dikirim lebih dahulu, tetapin invoice ditanggali kemudian, misalnya barang dikirim januari, dengan syarat 2/10, net 30, envoice baru ditanggali 1 Mei saat mulainya jangka waktu kredit. Cara ini dapat mendorong pelanggan memesan barang lebih awal.
       Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi lamanya jangka waktu kredit, sua diantaranya yang penting adalah jangka waktu persediaan dan jangka waktu piutang. Jangka waktu persediaan perusahaan pembeli adalah waktu saat pembeli mengadakan persediaan, memproses, dan kemudian menjualnya. Dengan memperpanjang jangka waktu kredit berarti perusahaan penjual membiayai sebagian dari siklus operasi perusahaan pembeli, sehingga memperpendek siklus kas perusahaan pembeli.
       Di samping dua faktor tersebut, terdapat beberapa faktor lain yang memengaruhi jangka waktu kredit, yaitu:
a.      jenis barang yang dihasilkan atau dijual. Untuk barang-barang yang tidak tahan lama atau   harus sampai di konsumen dalam keadaan segar seperti makanan, jangka waktu kreditnya biasanya lebih pendek dibandingkan dengan barang yang tahan lama
b.      permintaan konsumen. Barang-barang yang sudah dikenal baik oleh konsumen biasanya perputarannya cepat dan jangka waktu kreditnya lebih pendek dibandingkan dengan barang baru yang perputarannya lambat sehingga jangka waktu kreditnya lebih lama.
c.       Biaya, profitabilitas dan standarisasi. Semakin murah barang semakin pendek jangka waktu kredit. Demikian juga semakin rendah profitabilitas dan semakin terstandarisasi suatu barang semakin pendek jangka waktu kreditnya.
d.      Risiko kredit. Semakin besar risiko kredit dari pembeli semakin pendek jangka waktu kredit.
e.      Besarnya transaksi. Semakin kecil jumlah transaksi semakin pendek jangka waktu kreditnya semakin panjang, dan sebaliknya.
f.        Persaingan. Semakin ketak persaingan pasar yang dihadapi penjual, jangka waktu kreditnya semakin panjang, dan sebaliknya.
g.      Jenis pelanggan. Penjual dapat menawarkan jangka waktu kredit yang berbeda untuk pembeli yang berbeda.
Potongan tunai
Potongan tunai merupakan bagian dari syarat penjualan yang diberikan kepada pelanggan yang membayar dalam periode potongan. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pelanggan membayar lebih cepat dari jangka waktu kredit. Potongan tunai akan mempunyai dampak pada berkurangnya jumlah piutang di satu sisi dan perusahaan harus membandingkannyadengan besarnya biaya potongan di sisi yang lain.
       Untuk memahami mengapa potongan tunai itu penting bagi pembeli? berkut ini akan dibahas contoh dengan syarat penjualan 2/10, net 30,. Apakah potongnan 2% tersebut menarikbagi pembeli untuk membayar lebih cepat? Anggap pembeli membeli barang senilai Rp 1.000.000. pembeli dapat membayar Rp 980.000 dalam jangka waktu 10 hari atau menunggu 20 hari dan membayar Rp 1.000.000. hal ini jelas berarti pembeli meminjam Rp980.000 selama 20 hari dan membiayai bunga Rp 20.000. dengan bunga Rp 20.000 atas pinjaman Rp 980.000 berarti suku bunga pinjaman tersebut adalah: 20.000/980.000=2,0408%, tampaknya cukup rendah, tetapi harus diingat  suku bunga tersebut untuk jangka waktu 20 hari ada 365/20 = 18,25 periode dalam satu tahun, jika pembeli tidak mengambil kesempatan untuk memperoleh potongan tunai, berarti pembeli membayar suku bunga efektif tahunan (effective annual rate atau EAR) sebesar
EAR = (1 + 0,020408)18,25 – 1 = 44,6%
Dari sudut pandang pembeli hal ini merupakan sumber dana yang sangat mahal.

Potongan tunai dan ACP
Pemberian potongan tunai akan mendorong pelanggan membayar lebih cepat, hal ini akan memperpendek jangka waktu piutang dan jika faktor lainnya tetap, maka akan mengurangi investasi dalam piutang.
       Sebagai contoh, angap sekarang perusahaan mempunyai syarat penjualan net 30 dan ACP selama 30 hari. Jika perusahaan menawarkan syarat penjualan 2/10, net 30, dan sebanyak 50% pelanggan (atas volume pembelian) memanfaatkan kesempatan memperoleh potongan dan membayar dalam waktu 10 hari, sedangkan sisanya membayar dalam waktu 30 hari. Berapa ACP setelah perubahan kebijakan kredit tersebut ? jika penjualan perusahaan sebanyak Rp 15 juta setiap tahun (sebelum potongan), berapa pengurangan investasi dalam piutang ?
       Jika dianggap 50% pelanggan membayar dalam waktu 10 hari, dan sisanya membayar dalam waktu 30 hari, maka ACP yang baru adalah:
ACP baru = 0,05 x 10 hari + 0,05 x 30 hari = 20 hari
       Dengan demikian ACP mengalami penurunan dari 30 hari menjadi 20 hari. Rata-rata penjualan per hari adalah Rp 15 juta/365 = Rp41.096. piutang akan berkurang sebesar Rp41.096 x 10 = Rp410.960.

Jenis kredit
Kebanyakan kredit dagang yang ditawarkan merupakan open account. Hal ini berarti bukti formal kredit adalah berupa nvoice yang dikirim bersamaan dengan pengiriman barang dan ditandatangani pembeli sebagai bukti barang telah diterima. Setelah itu penjual dan pembeli mencatat di masing-masing rekeningnya.
       Perusahaan dapat meminta pelanggan untuk menandatangani promissory note, yang biasanya digunakan untuk nilai transaksi yang besar, dan tidak ada potongan tunai yang ditawarkan, atau ketika perusahaan memperkirakan akan terjadi masalah dalam pelunasan. Salah satu permasalahan dalam promissory note adalah, penandatanganan dilakukan setelah barang dikirim. Salah satu cara untuk mendapatkan komitmen kredit dari pelanggan sebelum barang dikirim adalah dengan commerical draft. Perusahaan dapat menarik commercial drft yang meminta pelanggan untuk membayar sejumlah tertentu pada tanggal tertentu. Draft kemudian dikirim kepada bank pelanggan bersamaan dengan envoice pengiriman barang.

ANALISIS KEBIJAKAN KREDIT
Lebih lanjut akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemberian kredit. Keputusan pemberian kredit layak dilakukan jika NPV-nya positif.

Efek kebijakan kredit
Dalam mengevaluasi kebijakan kredit, ada lima faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1.      Dampak terhadap penjualan (revenue effects).
Jika perusahaan memberikan kredit, maka akan terjadi penundaan penerimaan kas karena pelanggan memperoleh keuntungan dari penawaran kredit. Namun demikian perusahaan dapat membebankan harga yang lebih tinggi jika perusahaan memberikan kredit dan pemberian kredit juga dapat meningkatkan jumlah barang yang dijual. Dengan demikian pemberian kredit diharapkan dapat meningkatkan penjualan.
2.      Dampak terhadap biaya (cost effect).
Walaupun perusahaan mengalami penundaan penerimaan penjualan jika perusahaan memberikan kredit, perusahaan tetap segera menanggung biaya atas penjualan. Apakah perusahaan menjual secara tunai atau kredit, perusahaan tetap harus membeli atau memproduksi barang yang dijual.
3.      Biaya atas utang.
Ketika perusahaan memberikan kredit, perusahaan harus merencanakan pembelanjaan atas piutang yang dihasilkan. Sebagai konsekuensinya, biaya pinjaman jangka pendek perusahaan merupakan faktor yang penting dipertimbangkan dalam pemberian kredit.
4.      Kemungkinan tidak membayar
Jika perusahaan menjual secara kredit ada sebgian dari pembeli kemungkinan tidak membayar. Hal ini tidak akan terjadi jika perusahaan menjual secara tunai.
5.      Potongan tunai.
Ketika perusahaan menawarkan potongan tunai sebagai bagian dari syarat kredit, sejumlah pelanggan akan memilih membayar lebih awal untuk memperoleh potongan.

Mengevaluasi usulan kebjakan kredit
Untuk memberikan ilustrasi bagaimana kebijakan kredit, berikut diberikan contoh perusahaan lokus, yang mengevaluasi permintaan dari sejumlah pelanggan unuk merubah kebijakan kredit sekarang, menjadi net 30 hari. Untuk menganalisis perlu dijelaskan notasi yang digunakan sebagai berikut :
P = harga per unit
V = biaya variabel per unit
Q = jumlah unit produk yang dijual per bulan sekarang
Q1 = jumlah unit produk yang dijual pada kebijakan baru
R = tingkat keuntungan yang disyaratkan per bulan.

Untuk menjelaskan perhitungan NPV akibat dari perubahan kebijakan kredit perusahaan lokus berikut ini adalah informasi berkaitan dengan perusahaan lokus:
P = Rp50
V = Rp20
Q = 100
Q1= 110
Jika tingkat keuntungan yang disyaratkan 2% per bulan, apakah perubahan kebijakan kredit perusahaan lokus menguntungkan ? perusahaan saat ini bekerja masih di bawah kapasitas normal, sehingga peningkatan produksi dan penjualan tidak berdampak pada biaya tetap.
       Penjualan perusahaan lokus sekarang setiap bulan = P x Q = Rp5.000 dan biaya variabel setiap bulan adalah = v x Q = Rp2.000
Arus kas dari kebijakan lama = (P-v) Q
                                                    = (Rp50 – Rp20) x 100 = Rp3.000
Jika perusahaan lokus merubah kebijakan kreditnya, menjadi net 30 hari, maka kuantitas barang yang dijual meningkat menjadi Q1 =110. Penjualan tiap bulan menjadi P x Q1 dan biaya variabel mejadi v x Q1. Arus kas kebijakan baru akan menjadi:
Arus kas kebijakan baru     = (P-v) Q1
                                                = (Rp50 – Rp20) x 110 = Rp3.300
Incremental arus kas           = (P-v) (Q1 - Q)
                                                = (Rp50 – Rp20) (110 -100) = Rp300
Nilai sekarang dari arus kas incremental adalah:
PV    = { (P - v) (Q1 - Q)} / R
         = { (Rp50 – Rp20) (110 - 100)} / 0.02
         = Rp300 / 0,02 = Rp15.000
       Biaya perubahan kebijakan kredit. Ada dua komponen yang harus dipertimbangkan dalam menghitung biaya dari perubahan kebijakan kredit: pertama karena penjualan menjadi meningkat dari Q menjadi Q1 , perusahaan harus memproduksi lebih banyak, yaitu Q1 – Q, dan biaya v (Q1 - Q) = Rp20 (110 - 100) = Rp200,- . kedua, penjualan yang dapat dikumpulkan menjadi kas pada bulan ini berdasarkan kebijakan sekarang = P x Q = Rp50 x 100 = Rp5.000 tidak akan bisa dikumpulkan sampai dengan 30 hari kemudian berdasarkan kebijakan baru. Besarnya biaya perubahan kebijakan adalah:
Biaya perubahan kebijakan   = P x Q + v (Q1 - Q)
                                                    = Rp5.000 + Rp200 = Rp5.200
NPV dari perubahan kebijakan adalah:
NPV   = - {P x Q + v (Q1 -Q)} + {(P – v) (Q1 - Q)} / R
           = - Rp5.200 + Rp15.000
           = Rp9.800
Karena NPV perubahan kebijakan kredit positif, maka perubahan kebijakan kredit adalah menguntungkan perusahaan lokus.

Informasi kredit
Jika perusahaan membutuhkan informasi kredit atas pelanggan, ada sejumlah sumber informasi yang dapat dimanfaatkan perusahaan, diantaranya:
1.      Laporan keuangan, perusahaan dapat meminta perusahaan pelanggan untuk menyediakan laporan keuangannya, seperti : neraca, laporan laba rugi dan sebagainya.
2.      Laporan kredit yang berkaitan dengan masa lalu pelanggan dalam pembayaran kredit dengan perusahaan lain. Berkaitan dengan informasi ini, memang hanya sedikit perusahaan yang menjual informasi historis kredit perusahaan, seperti perusahaan dun & bradstreet, yang menyediakan data tentang laporan kredit suatu perusahaan.
3.      Bank, bank biasanya memberikan bantuan kepada perusahaan yang menjadi nasabahnya dalam menyediakan informasi tentang kredit perusahaan lainnya.
4.      Catatan pembayaran perusahaan pelanggan dimasa yang lalu.

       Tidak ada rumus yang pasti untuk menilai kemungkinan pelanggan tidak membayar, namun demikian ada lima faktor klasik yang dikenal dengan five Cs of credit yang biasanya dievaluasi untuk mengetahui kelayakan pelanggan untuk diberikan kredit, yaitu:
1.      Character. Berkaitan dengan niat pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.
2.      Capacity. Berkaitan dengan kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajinnya sehubungan dengan kredit yang diterima.
3.      Capital. Berkaitan dengan kemampuan pelanggan untuk menyediakan modal sendiri.
4.      Colleteral. Berkaitan dengan jumlah jaminan yang disediakan pelanggan jika gagal untuk memenuhi kewajibannya.
5.      Conditions. Kondisi ekonomi secara umum yang memengaruhi bisnis pelanggan.

KEBIJAKAN PENGUMPULAN PIUTANG
Kebijakan pengumpulan piutang merupakan komponen terakhir dari kebijakan kredit. Hal ini mencakup pemantauan piutang dan memperoleh pembayaran atas piutang yang telah jatuh tempo.



Pemantauan piutang
Untuk menjaga agar pelanggan membayar kewajibannya tepat waktu, kebanyakan perusahaan akan memantau piutang yang telah jatuh tempo. Pertama, perusahaan perlu memerhatikan ACP dari waktu ke waktu. Jika terjadi peningkatan ACP, maka perlu mendapatkan perhatian yang lebihserius dari perusahaan. Kedua, perusahaan dapat menyusun aging achedule, sebagai salah satu alat untuk memantau piutang. Dalam hal ini piutang diklasifikasikan berdasarkan umur, sebagaimana tampak pada tabel berikut. Misalkan perusahaan memiliki piutang sebesar Rp100.000.000.

Tabel 6.1       aging schedule
Umur piutang                          jumlah                         persentase terhadap total piutang
0 – 10 hari                          Rp50.000.000                                           50%
11 – 60 hari                        Rp25.000.000                                           25%
61 – 80 hari                        Rp20.000.000                                           20%
 Lebih dari 80 hari             Rp  5.000.000                                           5%
                                           Rp100.000.000                                         100%

       Apabila perusahaan menetapkan jangka waktu kredit 60 hari, berdasarkan tabel tersebut berarti sebanyak 25% dari piutang telah terlambat pembayarannya. Apakah hal ini merupakan masalah bagi perusahaan, tergantung pada karakteristik dari perusahaan pelanggan.

Upaya pengumpulan piutang
Dalam upaya melakukan pengumpulan piutang perusahaan biasanya menempuh langkah-langka sebagai berikut:
1.      Mengirim surat pemberitahuan kepada pelanggan tentang telah jatuh temponya piutang.
2.      Perusahaan menghubungi pelanggan melalui telepone
3.      Menugaskan kepada tenaga penagih untuk melakukan penagihan piutang
4.      Melakukan upaya hukum untuk melakukan penagihan



MANAJEMEN PERSEDIAAN
Persediaan piutang untuk mendukung kelancaran produksi dan penjualan pengawasan atas persediaan paa umumnya tidak secara langsung berada di bawah manajer keuangan tetapi berada di bawah pengawasan manajer produksi atau manajer pemasaran. Namun demikian manajer keuangan masih mempunyai kepentingan terhadap besar kecilnya tingkat persediaan karena manjer keuangan mempunyai tanggung jawab untuk mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan secar keseluruhan. Di samping itu, manajemen persediaan juga mempunyai pengaruh terhadap siklus perputaran kas.
Manajemen persediaan memfokuskan pada empat pertanyaan yang pokok yaitu:
·         Berapa unit yang harus dipesan atau diproduksi pada suatu waktu tertentu?
·         Pada jumlah berapa persediaan sudah harus dipesan atau diproduksi?
·         Jenis persediaan yang mana memerlukan  perhatian khusus?
·         Dapatkah perubahan biaya persediaan di- hedging?

Biaya persediaan
Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan persediaan yang diperlukan guna menjamin kelangsungan operasi perusahaan pada tingkat biaya yang minimal. Untuk itu langkah pertama yang perlu dilakukan leh manajemen adalah mengidentifikasi semua biaya yang berkaitan dengan pembelian dan penyimpanan persediaan. Biaya yang berkaitan dengan persediaan dikelompokkan menjafi:
·         Biaya penyimpanan (carrying costs) yang terdiri atas: biaya modal atas dana yang terkait pada persediaan, biaya penyimpanan dan penanganan persediaan, biaya asuransi, pajak atas persediaan, penyusutan atau keausan. Pada umumnya biaya ini berubah sejalan dengan perubahan jumlah persediaan rata-rata yang disimpan,. Biaya penyimpanan biasanya dinyatakan dalam presentase tertentu dari nilai persediaan.
·         Biaya pemesanan (ordering costs), yang terdiri atas : biaya pengiriman order, biaya pengiriman barang dan penanganannya. Biaya pemesanan jumlahnya tetap pada setiap kali pemesanan dilakukan.
·         Biaya kebiasaan persediaan (cost of running short), yang terdiri dari: kerugian penjualan, kehilangan goodwill pelanggan, biaya akibat kemacetan jadwal produksi.

MODEL ECONOMIC ORDERING QUANTITY (EOQ) DALAM MANJEMEN

persediaan
persediaan penting bagi perusahaan, tetapi disadari bahwa profitabilitas perusahaan dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan. Masalahnya adalah bagaimana menentukan jumlah persediaan yang optimal. Salah satu pendekatan yang biasanya dipergunakan adsalah model EOQ
       EOQ adalah jumlah persediaan yang harus dipesan dengan biaya yang minimal. Secara matematik besar kecilnya EOQ dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

EOQ  =
Keterangan:
EOQ  = jumlah pesanan yang ekonomis
F         = biaya pemesanan
S         = jumlah penjualan dalam unit tiap tahun
C         = biaya penyimpanan per tahun yang dinyatakan dalam presentase dari nilai        persediaan
P         = harga beli per unit persediaan
Model EOQ dapat digambarkan sebagaimana gambar 6.1


 


                                                                                                                                Total biaya persediaan
                                                                                                                                      Total biaya penyimpanan

                                                                                                                                   Total biaya pemesanan
                                                                                                                                                                           
                0                                     EOQ                                                                       Jumlah pesanan (Unit)
Gambar 6.1       model EOQ


Reorder point (titik pemesanan kembali)
Pada tingkat persediaan berapa pemesanan harus dilakukan agar barang datang tepat pada waktunya disebut dengan reorder point (ROP). Reorder point dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:
ROP    = Lt x Q

Keterangan:
ROP   = reorder point
Lt       = lead time (hari, minggu, atau bulan)
Q       = pemakaian rata-rata (per hari, per minggu atau per bulan)

Model EOQ dapat dioperasionalkan dengan asumsi sebagai berikut:
Jumlah penjualan atau kebutuhan persediaan dalam satu periode dapt diketahui dengan pasti.
·         Biaya penyimpanan per unit per periode tetap
·         Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan tetap
·         Harga per satuan barang tetap berapapun jumlah yang dipesan
·         Barang yang dipesan datang pada saat yang sama sekaligus
·         Barang yang dibutuhkan harus selalu tersedia di pasar

RINGKASAN
·         Piutang dagang timbul ketika perusahaan menjual barang atau jasa secar kredit, dan kebaikan penjualan kredit mempunyai implikasi pada dua aspek, yaitu biaya dan manfaat.
·         Kebijakan kredit menyangkut berapa komponen, yaitu syarat penjualan (jangka waktu kredit, potongan tunai dan jangka waktu potongan), analisis kredit (character, capacity, capital, colleteral dan condition), dan kebijakan penagihan.
·         Besar kecilnya investasi dalam piutang ditemukan oleh kebijakan kredit yang diterapkan perusahaan, semakin longgar kebijakan kredit, maka jumlah investasi dalam piutang akan semakin besar, dan sebaliknya, semakin ketat kebijakan kredit yang doterapkan, maka jumlah investasi dalam piutang semakin kecil.
·         Dalam mengevaluasi kebijakan kredit harus selalu dilihat dari dua aspek, yaitu: pertama dampaknya terhadap manfaat (peningkatan pejualan, atau laba), dan kedua, dampaknya terhadap biaya. Kebijakan kredit dianggap layak dilaksanakan jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang timbul.
·         Manajemen persediaan penting bagi perusahaan untuk menunjang kelancara operasi perusahaan. Melalui pengadaan jumlah persediaan dengan biaya yang minimal.
·         Biaya-biaya yang relevan dipertimbangkan dalam penentuan jumlah persediaan yang optimal adalah biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya kehabisan persediaan.

LATIHAN
1.      Perusahaan MONIKA, mempunyai penjualan Rp400 juta tiap tahun. Dengan kebijakan kredit yang diterapkan, sebanyak 50% (atas dasar penjualan dalam rupiah) dari pelanggan membayar hari ke-10, 40% membayar pada hari ke-30, dan 10% membayar pada hari  ke-40. Perusahaan menerapkan syarat kredit sebagai berikut: 1/10, net 30. Berdasarkan informasi tersebut
a.      berapa rata-rata hari pengumpulsn piutang pada perusahaan MONICA?
b.      Berapa besarnya jumlah potongan tunai (total cash discount) yang harus diberikan perusahaan MONIKA?
2.      Perusahaan VINA, sedang mempertimbangkan untuk menerapkan kebijakan kredit yang baru. Kebijakan sekarang semua penjualan hanya dilakukan dengan tunai. Kebijakan yang baru akan mencakup perpanjangan kredit selama satu periode. Suku bunga sebesar 2% per periode. Berdasarkan informasi berikut, apakah kebijakan baru sebaiknya dilaksanakan?


 
Keterangan                           kebijakn sekarang                 kebijakan baru
Harga per unit                            Rp175.000                          Rp175.000
Biaya per unit                             Rp130.000                          Rp130.000
Penjualan per periode (unit)      1.000                                  1.100

3.      PT FILTER, sebuah perusahaan distributor filter udara yang menjual filter kepada pengecer. Perusahaan ini mengimpor filter dari pabrik di luar negeri. Permintaan filter dari pengecer setiap tahun mencapai 20.000 unit. Biaya pemesanan sebesar $40 tiap kali pesan dan biaya penyimpanan $0,10 per filter per tahun. Berdasarkan informasi tersebut anda sebagai manajer pembelian diminta untuk :
a.      Menentukan berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis (EOQ)?
b.      Berapa besar total biaya persediaan pada pesanan sebesar EOQ ?
c.       Jika perusahaan mengadakan persediaan pengaman sebanyak 1.000 unit, berapa total biaya persediaan ?

2 komentar:

  1. jawaban latiannya bagaimana kak?

    BalasHapus
  2. babylisspro nano titanium | titanium-arts.com
    This material is a perfect example of a plastic polycarbonate binder. titanium chloride Our camillus titanium knife patented Polycarbonate binder titanium muzzle brake works titanium dab tool in titanium price most commercial applications.

    BalasHapus